Selasa, 13 Mei 2014

ANALISIS SURAT AL-FAATIHAH AYAT KE 6 BERDASARKAN ILMU SEMANTIK

 
ANALISIS SURAT AL-FAATIHAH AYAT KE 6 BERDASARKAN ILMU SEMANTIK

Mengapa terjemah surat  Al fatihah ayat ke 6 berbunyi “Tunjukilah kami jalan yang lurus” bukan “Tunjikilah kami jalan yang benar”?
Pada surat Al Fatihah ayat ke 6 yang berbunyi : ihdinash shirathal mustaqim . Artinya tunjikilah kami jalan yang lurus. Jalan yang lurus, yaitu jalan hidup yang benar, yang dapat membuat bahagia di dunia dan akhirat.

Berikut penulis kutip tafsiran Qs. Al Fatihah ayat ke 6 dari alamat blog
http://www.muslimsays.com/2012/01/tafsir-al-fatihah-ihdinash-shirathal.html
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, ”Ayat ini -ihdinash shirathal mustaqim- mengandung penjelasan bahwa sesungguhnya hamba tidak akan mendapatkan jalan untuk menggapai kebahagiaannya kecuali dengan tetap istiqamah di atas jalan yang lurus. Dan tidak ada jalan untuk meraih keistiqamahan baginya kecuali dengan hidayah dari Rabbnya kepada dirinya. Sebagaimana tidak ada jalan baginya untuk beribadah kepada-Nya kecuali dengan pertolongan-Nya, maka demikian pula tidak ada jalan baginya untuk bisa istiqamah di atas jalan tersebut kecuali dengan hidayah dari-Nya.”
Syaikhul Islam rahimahullah berkata :
Seorang hamba senantiasa memerlukan hidayah Allah untuk meniti jalan yang lurus. Maka dari itu dia sangat memerlukan tercapainya maksud di balik doa ini (yaitu ‘ihdinash shirathal mustaqim’). Karena sesungguhnya tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari azab dan bisa menggapai kebahagiaan kecuali dengan hidayah ini. Barangsiapa yang kehilangan hidayah maka dia akan termasuk golongan orang yang dimurkai atau golongan orang yang sesat. Dan petunjuk ini tidak akan diraih kecuali dengan taufik dari Allah. Ayat ini pun menjadi salah satu senjata pembantah kesesatan mazhab Qadariyah.

Menurut KBBI (2008) “Jalan Lurus dan jalan benar” jalan adalah tempat untuk lalu lintas orang (kendaraan dsb.),sedangkan lurus adalah memanjang hanya di satu arah, tanpa belokan atau lengkungan, jalan lurus adalah benar menurut peraturan . Benar adalah sesuai sebagaimana adanya (seharusnya) betul, tidak salah.
Penulis menyimpulkan mengapa dalam terjemahan Qs. Al Fatihah ayat ke 6 menggunakan  “jalan yang lurus” bukan “jalan yang benar “ dari segi Semantik. Jalan yang lurus maksudnya jalan yang benar, jalan yang diridhoi Allah. Apabila kita mengerjakan sesuatu dengan niat hanya karena Allah SWT maka kita akan mendapat pahala dan keridhoan dari Allah. Selalu beristiqomah dan tawakkal kepada-Nya. Insya Allah kita akan mendapat petunjuk dan hidayah  untuk menggapai Surga-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar