Nama Kelompok :
1.
Asna ( 11621159)
2.
Nuraini Astria
Yasmi (116210574)
Kelas : 6E
Judul: PERBANDINGAN KOSAKATA BAHASA
MELAYU RIAU DIALEK KANDIS DAN BAHASA BATAK DI DESA KONDIS KECAMATAN KANDIS
KABUPATEN SIAK
Latar Belakang:
Bahasa
secara umum dapat dipahami sebagai alat komunikasi verbal yang hanya dimiliki
oleh manusia, seperti dikemukakan Keraf (1989:16) “Bahasa adalah alat
komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambing bunyi suara yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia”. Masyarakat dapat berinteraksi antara sesame manusia
dalam melakukan hubungan kerjasama baik dalam sosial semua itu menggunakan
bahasa sebagai alat perantara.
Usman,
dkk (1979:6) kosa kata atau kata-kata suatu bahasa selalu berubah-ubah karena
tiga factor: 1) ada kata-kata yang hilang atau tidak dipakai oleh masyarakat
itu. 2) akibat perubahan makna. 3) ada kata-kata yang baru muncul, misalnya
salah satunya dengan usaha memendekkan suatu kata yang panjang dan sebagainya.
Desa
kandis terdapat dikecamatan kandis kabupaten siak. Menurut data yang penulis
peroleh dari sekretaris kantor kecamatan kandis bahwa kecamatan kandis
merupakan hasil pemekaran dari kecamatan minas, berdasarkan peraturan daerah
kabupaten siak no 41 tahun 2002 berbatasan dengan sebelah barat berbatasan
dengan kabupaten rokan hulu dan kabupaten Kampar, sebelah timur berbatasan
dengan kecamatan minas, sebelah utara berbatasan dengan kabupaten bengkalis dan
sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Kampar.
Menurut
sepengetahuan penulis, peneliti serupa tentang membandingkan bahasa melayu
tetapi berbeda wilayah, waktu, masalah dan teori, telah pernah dilakukan oleh
saudara Muhammad Mukhlis, Asbi Yanti dan Nora Novianti.
Masalah:
Bagaimanakah
hubungan bentuk dan makna kosa kata bahasa melayu riau dialek Kandis dan bahasa
Batak di Desa Kandis kecamatan kandis kabupaten Siak?
Tujuan:
Untuk
mengetahui dan mendeskripsikan hubungan bentuk dan makna kosa kata bahasa
melayu Riau dialek Kandis dan bahasa Batak di Desa Kandis kecamatan kandis
kabupaten Siak.
Teori:
Penulis menggunakan teori Swades, dkk. (2003), Keraf (1991), Usman, dkk. (1979), Chaer (2004) serta teori para ahli yang mendukung dengan judul penelitian ini.
Penulis menggunakan teori Swades, dkk. (2003), Keraf (1991), Usman, dkk. (1979), Chaer (2004) serta teori para ahli yang mendukung dengan judul penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data:
1. Teknik
Observasi ini dipakai untuk mengumpulkan informan dan mengamati tutur keemapat
informan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan informan dari sisi
tindak tuturnya, terutama yang menyangkut dengan artikulatornya.
2. Wawancara
Teknik
ini dilakukan untuk kepentingan dua hal. Pertama, untuk mengetahui criteria informan
dan kedua untuk pengumpulan data bahasa. kriteria informan, peneliti wawancarai
informan guna memperoleh informasi tentang status kependudukan dan umur
informan.
3. Rekaman
Teknik
rekaman ini dioperasionalkan melalui beberapa tahap berikut ini. Pertama,
penelitimerekam setiap kosa kata bahasa melayu riau dialek kandis dan bahasa
batak di desa kandis kecamatan kandis kabupaten siak yang dituturkan oleh informan.
Kedua, keseluruhan kosa kata dasar yang terhimpum kedalam rekaman itu
ditranskripsikan ke dalam bentuk bahasa tulis. Ketiga, peneliti mengelompokan
secara sistematis pembatasan masalah peneliti
4. Catat
Teknik
catat peneliti digunakan mencatat tuturan-tuturan informan setelah melalui
proses rekaman, ini dilakukan untuk memudahkan penulis memilih data-data yang
diperlukan agar dapat dikelompokkan sesuai dengan criteria
Hasil:
1. Dalam
kosakata kedua bahasa tersebut dapat digambarkan seperti: makna sama tetapi
bentuk berbeda, dengan kosakata bahasa melayu riau dialek kandis dan bahasa
batak di desa kandis kecamatan kandis kabupaten siak [l
, sedangkan koasa kata
dalam bahasa batak kata [da


2. Makna
berlawanan dan bentuk berbeda, pada masalah ini peneliti tidak menemukan makna
berlawanan dan bentuk berbeda anatara kedua bahasa yaitu bahasa melayu riau
dialek kandis dan bahasa batak. Akan tetapi peneliti menemukan makna yang
berlawanan dan bentuk berbeda hanya terdapat dalam suatu bahasa dalam bahasa
melayu riau dialek kandis seperti kata[bﺪsa]
sedangkan dalam bahasa batak desa kandis [balga]. Antara kedua kata itu terdapat
oposisi makna yaitu kata yang satu bersifat negative terhadap kata yang lain
3. Makna
berbeda dan bentuk sama/mirip, peneliti menemukan beberapa kosakata yang
mempunyai makna yang berbeda tetapi bentuk sama, dalam BMRDK seperti pada kata
[buda?] mempunyai makna ‘anak’, sedangkan dalam bahasa batak dialek kandis kata
[buda?] mempunyai makna ‘berat/lambat’.
4. Makna
sama dan bentuk sama peneliti juga menemukan beberapa kosa kata makna sama dan
bentuk sama, kata [susu] dalam bahasa melayu riau dialek kandis, dan kata [susu]
sama-sama mempunyai makna ‘organ tubuh yang terletak dibagian dada’.
Kesimpulan:
Bahwa
hubungan bentuk dan makna antara bahasa melayu riau dialek kandis dan bahasa
batak di desa kandis terdapat 141 makna sama tetapi bentuk berbeda, 36 makna
berlawanan dan bentuk berbeda, 24 makna berbeda dan bentuk sama/mirip, dan 10
makna sama dan bentuk sama.