Sintaksis Bahasa Indonesia Lanjut
Pengantar Tata Bahasa Transformasi, Analisis
Transformasi 1 dan Kaidah Transformasi 11, dan Perwujudan Transformasi
Dosen
Pembimbing : Ermawati, S.Pd., M.A.
Disusun oleh kelompok 1 kelas 5E
1.
Aprinaldi
2. Asna
3. Desi
Indah Pertiwi
4. Enny
Melita
5.
Mulatsih
6.
Semrayanti
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah
Swt., yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan sebuah makalah dengan judul Kalimat dan Penyusunan Kalimat. Tidak
lupa salawat beriring salam, penulis sanjungkan kepada junjungan umat yakni
nabi Muhammad Saw. yang telah membawa penulis dari alam kegelapan, menuju alam
yang terang benderang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang penulis
rasakan saat ini.
Penulis makalah ini mengucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah Sintaksis Lanjut
yaitu Ermawati, S.Pd., M.A. yang telah memberikan arahan , serta memberi
pencerahan kepada penulis, sehingga dapat menyelasaikan makalah ini dengan
baik. Kemudian kepada teman-teman yang telah mendukung serta membantu
selesainya penulisan makalah ini. Penulis telah semaksimamal mungkin untuk
menyusun makalah ini sesuai dengan kaidah yang berlaku, sehingga penulis
meyakini makalah ini akan memberikan manfaat pada pembaca. Akhir kata semoga
makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Pekanbaru,
Mei 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ...................................................................................
i
DAFTAR
ISI ...................................................................................
ii
BAB
1 PENDAHULUAN ...................................................................................
1
1.1
Latar Belakang ...................................................................................
1
1.2.
Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3.
Tujuan ...................................................................................
1
BAB
2 PEMBAHASAN ...................................................................................
2
2.1.
Pengantar Tata Bahasa Transformasi.................................................................
3
2.2.
Analisis Transformasi 1: Babak Syntactic Structures 1957…………………... 4
2.3.
Kaidah Transformasi 11: Babak Aspects of the Theory of Syntax……........... 7
2.4.
Perwujudan Transformasi 11…………………………………………………..8
BAB
3 PENUTUP ..................................................................................
14
3.1.
Kesimpulan ..................................................................................
14
DAFTAR
PUSTAKA ..................................................................................
15
BAB
I PENDAHULUAN
1.Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang Masalah
Tata bahasa Transformasi Generatif atau biasa
disebut Tata bahasa Generatif Trasformasi (TGT) adalah sebuah konsep kajian
kebahasaan yang dipelopori oleh Noam Chomsky. Pada tahun 1957, Chomsky
mengenalkan gagasan barunya melalui sebuah buku yang berjudul Syntactic
Structure. Gagasan barunya yang tertuang dalam buku itulah yang kemudian oleh
para linguist disebut degnan Tata bahasa Generatif Transformasi.
Dalam buku tersebut, Chomsky menjelaskan bahwa dia
melakukan penolakan terhadap asumsi utama strukturalisme yang beranggapan bahwa
kelayakan kajian kebahasaan ditentukan oleh diskripsi data kebahasaan secara
induktif.
Data kebahasaan secara induktif di sini diartikan sebagai data-data kebahasaan
yang sudah paten dan dianggap selesai. Menurut Chomsky (dalam Samsuri, 1988:99)
kajian linguistik berkaitan dengan aktivitas mental yang berkaitan dengan
probabilitas, bukan berhadapan dengan data kajian tertutup dan selesai,
sehingga dapat dianalisis dan didiskripsikan secara pasti. Oleh karena itu,
teori linguistik seharusnya dikembangkan dengan bertolak dari cara kerja secara
deduktif yang dibangun oleh konstruk hipotetik tertentu.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1
Bagaimana
tata bahasa transformasi ?
1.2.2
Bagaimana
analisis transformasi ?
1.2.3
Bagaimana
kaidah transformasi ?
1.2.4
Bagaimana
perwujudan transformasi ?
1.3
Tujuan
1.3.1
Untuk
mengetahui tata bahasa transformasi
1.3.2
Untuk mengetahui
analisis transformasi
1.3.3
Untuk
mengetahui kaidah transformasi
1.3.4
Untuk
mengetahui perwujudan transformasi
BAB 11 PEMBAHASAN
2.1 Pengantar Tata Bahasa Transformasi
2.1.1
Pengertian generatif dan transformasi
Dua istilah ini berasal dari Chomsky. Akan tetapi,
dalam perkembangan lebih lanjut, ia lebih suka mempergunakan istilah generatif.
Pengertian generatif mengandung dua makna. Makna pertama, generatif menuju pada
pengertian produktivitas dan kreativitas bahasa. Seperangkat kaidah atau
pernyataan mana pun yang memberikan kemungkinan untuk menganalisis bahasa atau
struktur dari sejumlah besar kalimat yang tak terbatas dapat disebut generatif.
Makna kedua, generatif mengandung pengertian
keformalan dan eksplisit. Dari sudut pandang ini dapatlah dikatakan bahwa
secara tepat kombinasi-kombinasi
unsur-unsur dasar (fonem, morfem, kata, dan sebagainya) yang diizinkan dan
tepat.
2.1.2
Tipe transformasi
Generative grammar mempunyai beberapa tipe, dan tipe
yang terpenting ialah transformasi. Pengertian transformasi dipergunkan lebih
umum daripada generative. Itu sebabnya orang lebih suka pula menggunakan dua-duanya
sekaligus dalam bentuk seperti tata
bahasa transformasi generatf.
2.1.3
Pengertian gramatika
Pada umumnya orang menrima pengertian gramatikal
sebagai satu keseluruhan kaidah pemakian bahasa yang benar/betul sesuai
petunjuk sekolah. Bagi Chomsky, gramatikal ialah kseluruhan kaidah-kaidah yang
ada pada jiwa pemakai bahasa yang mengatur serta berfungsi untuk melayani
pemakai bahasa.
2.1.4
Pengertian strukturalisme
Keseluruhan hubungan ini terjadi baik pada
pembentukan bahasa secara kongkret dalam pelaksanaan pemkaian bahasa (ujaran)
maupun dalam ciri-ciri klasifikasi yang bersifat membedakan.Ia dianggap sebagai
satu pengalaman struktur, yang di dalamnya secara unsure berhubungan secara
harmonis dan berfungsi untuk melaksanakan pencapaian tujuan berbahasa manusia.
Ini pengertian strukrturalisme dalam linguistic sinkronis baru.
2.1.5
Metode-metode structural
Ada satu metode struktur umum. Metode struktur yang
umum itu dapat dikatakan sebagai berikut. Dikatakan metode mereka bersifar
empiris yang mengklasifikasikan kenyataan-kenyataan bahasa dan menyelidiki
sesuatu dengan teliti, metode structural juga bersifat rasionalitis dalam arti
ia keluar dari satu teori yang bersifat intuitif dan hipotesis-hipotesis yang
mungkin menghasilkan satu teori dan
hipotesis yang logis metematis. Metode structural juga mengklasifikasikan
unsure-unsur sintaksis bahasa berdasarkan distribusinya, atau kedua-duanya.
2.2 Analisis Transformasi 1 : Babak
Syntactic Structures, 1957
Tata bahasa transformasi berlangsung dengan dan
dalam kontruksi yang ada, dengan unsure-unsur struktur yang ada dan membentuk
kalimat yang baru dengan unsure-unsur
itu.Tata bahasa transformasi menekankan hubungan formal antara dua kalimat dan
memberikan uraian/penjelasan yang lengkap tentangnya.
2.2.1
Kalimat inti
Dasar kalimat inti ialah PSG. Kita harus memilih
kalimat-kalimat inti itu sedemikian rupa sehingga unsur terakhir akan gampang
dibentuk dengan PSG. Kalimat-kalimat yang lain kelak akan dikatakan penurunan
dari kalimat inti dengan bantuan seperangkat kaidah yang logis.
2.2.2
Kaidah transformasi
Sebuah
kaidah transformasi diberikan dengan tanda T, dan ia akan melalui satu proses
yang harus disusun secara tepat dan teliti. Pertama-tama harus diberikan satu
defenisi menganai transformasi-transformasi ini.dalam hubungan ini Chomsky
memberikan satu contoh pengalihan kalimat aktif menjadi kalimat pasif dalam
bahasa inggris. Berdasarkan sifat bahasa inggris, maka harus dilakukan penyesuaian
dari bentuk V dalam rangka pergantian NP untuk subjek dalam kalimat pasif.
Hal kedua yang juga diperhatikan
lagi ialah adanya transformasi wajib dan transformasi optional. Pembedaan
antara transformasi wajib dan transformasi opional mewajibkan kita untuk
mengadakan perbedaan yang fundamental dalam pengumpulan kalimat-kalimat sebuah
bahasa. Setiap kalimat dari sebuah bahasa berupa kalimat inti atau harus
dikembalikan ke dalam kalimat inti atau beberapa kalimat inti.
2.2.3
Transformasi aktif dan pasif
Untuk
membangkitkan satu kalimat dengan tata bahasa semacam itu, maka dibentuklah
satu penurunan yang luas dan dimulai dengan S (kalimat). Kita akan mulai dari F
dan sampai pada T...T dengan mencocokkan transformasi wajib dan optional.
Hasilnya ialah urutan kata-kata. Lalu kata-kata itu kelak dinyatakan kembali
dalam bentuk fonologis atau fonem-fonem.
Chomsky
mengatakan bahwa transformasi pasif dalam bahasa inggris bersifat manasuka
(optional). Hal ini dinyatakan sebagai berikut:
Analisis
struktur : NP – Aux – V – NP
Perubahan
struktur : X1 – X2 + X3 – X4
X4 – X2 + be + en – by + X1
2.2.4
Tipe-tipe transformasi
Transformasi
dapat disimpulkan menjadi dua macam tipe transformasi. Hal ini tampak pada buku
An Integrate Theory of Linguistic
Descriptions karangan Jerrold J. Katz dan paul M. Postal. Yakni: Transformasi
tunggal (singulary transformations) dan transformasi umum (generalized
transformations)
2.2.4.1 Transformasi
tunggal
Transformasi
tunggal dapat mengalami proses-proses sebagai berikut:
1. Proses
penambahan (addition), proses ini menggambarkan bahwa ada unsur yang
ditambahkan pada unsur yang sudah ada atau ada penambahan pada diagram pohon
yang sudah ada. Secara sistematis digambarkan a
a + b.
2. Proses
penghilangan (deletion), proses ini menggambarkan penghilangan sesuatu dalam
struktur-struktur dalam. Secara sistematis digambarkan sebagai berikut: a + b
> b, dan a > 0.
3. Proses
permutasi, proses ini menggambarkan perubahan dalam urutan struktur. Secara
matematis digambarkan: a+ b > b + a.Dalam bahasa inggris dan juga bahasa
indonesia hal ini dapat terjadi dalam pertukaran atau pergerakan tempat dari
adverbium/ keterangan waktu dan sebagainya.
2.2.4.2 Transformasi
umum
Chomsky untuk transformasi umum atau
generalized transformation ini memberikan beberapa kemungkinan, seperti
transformasi gabungan, transformasi nominalisasi/pembendaharaan. Sebuah contoh
transformasi gabungan dinyatakan sebagai berikut:
Deskripsi
stuktural: S1 : Z – X – W
S2 : Z – X – W
X adalah sebuah unsur minimal (misalnya
NP, VP dan sebagainya) dan ,W adalah segmen dari urutan terminal.
Perubahan
struktur: X1 – X2 – X3,X4 – X5 –X
X1 – X2 dan X5 –
X3
Contoh:
pembantu mengejar ayam
itu
Pembantu menangkap
ayam itu
Digabungkan
menjadi: 1 – 2 –dan 5 -3
Hasilnya:
pembantu mengejar dan menagkap ayam itu.
Tiap kaidah
transformasi terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama ialah konstruksi
yang menyatakan kelas dari kalimat-kalimat yang padanya akan dicocokkan
kaidah-kaidah dan yang kedua ialah struktur dari perubahan itu.
2.2.5
Diagram pohon struktur frase
Kaidah transformasi ini sudah banyak digunakan dalam pelajaran
dan pengajaranbahasa asing. Kiranya itu adalah hasil cara kerja yang praktis
dari chomsky. Dalam penyusunan sebuah tata bahasa transformasi haruslah
diberikan uraikan kaidah sebagai berikut.
1. Kaidah
sintaksis (dalam bentuk tata bahasa struktur frase) umpamanya:
1. Ka
– GIN + G2V
2. G2K
– Vt + G3V
3. GIB
– N + Ppen
4. B
– Nh, Nm
5. Kt
– Vt } Vtl/Nh +-+ Nm
}
Vt2/Nh, Nm + - + Nh
II.
Vokabulary/daftar isi
6. Nh
-- laki-laki, perempuan
7. Nm
– buku, surat
8. Vtl
– menulis, membaca
9. Vt2
– memusingkan,mengecewakan
10. Ppen – itu
III.
Kaidah transformasi
11. Tw
= Vt1 + Nm + Ppen
=
Vt1 + Nm + O
Dengan
petunjuk keidah-kaidah sintaksis, vokabulari, dan kaidah transformasi tersebut
di atas ini dapat dibentuk beberapa kalimat dalam bahasa indonesia yang
gramatis dan tidak ada kalimat yang tidak gramatis.
2.3
Kaidah
Transformasi II : Babak Aspects of the Theory of Syntax
2.3.1
Competence dan performance
Menurut Chomsky, setiap orang mempunyai satu system
terwaris yang cocok untuk berbahasa dari semua bahasa yang mungkinditangkap
olehnya. Competence adalah satu realitas dari satu kreatifitas jiwa.
Performance merupakan pencerminan competence, tetapi tentu saja dipengaruhi
oleh pelbagai situasi mental dan real. Gejala ini disebutkan gejala
ekstralinguistik, seperti keterbatasan ingatan, situasi pembicara- pendengar
yang ideal agar performance benar- benar merupakan pencerminan competence atau
bunyi dan makna bersesuai dengan kaidah- kaidah competence.
Penggunaan istilah diterima (acceptable) dimaksudkan
untuk menunjukkan tutur atau kalimat yang memang alamiah dan serta merta dapat
dimengerti serta ditangkap tanpa ada kertas dan pensil untuk menganalisisnya.
Diterima juga merupakan masalah tata tingkat dengan pelbagai dimensi. Kalimat
yang paling dapat diterima adalah kalimat yang paling sering dan enak
diciptakan/ dihasilkan , lebih mudah orang mengerti, kurang kaku, dan dalam
beberapa situasi lebih alamiah.
2.3.2
Penataan tata bahasa generatif
(generatif grammar)
Tata bahasa generatif harus menjadi satu system
kaidah yang dapat secara berulang membangkitkan sejumlah besar struktur. System
kaidah ini dapat dianalisis dalam tiga
komponen tata bahasa generative, yakni
komponen sintaksis, fonologi, dan semantic.
Dasar komponen sintaksis ialah satu system kaidah
yang menghasilkan seperangkat tuntutan gatra yang sangat terbatas, masing-
masing dengan deskripsi structural yang tertentu. Struktur gatra dasar ini
adalah satuan yang dasar, dan darinya dibentuk deep structure. Hal ini dapat
disimpulkan sebagai kaidah- kaidah dasar.
2.3.3
Deef struktur dan surface structure
Chomsky dalam hal ini mengatakan bahwa sebuah tata bahasa mula pertama harus berusaha
menjelaskan/ menerangkan kenyataan dan fenomena bahasa yang diuraikan itu. Ia mempergunakan
system deduktif dan menghubungkannya dengan apa yang telah dilaksanakan dalam
tata bahasa tradisional sambil meningkatkan hal- hal yang kurang dalam tata
bahasa tradisional tersebut.
Perbedaan deep structure dan surface structure
menuntut adanya kaidah transformasi. Deep structure merupakan keseluruhan
fungsi- fungsi gramatis dan hubungan antara unsur leksikal, yang meberikan isi
semantik kalimat.
2.4
Perwujudan Transformasi
2.4.1
Perwujudan analisis transformasi
Untuk dapat merealisasikan dan mewujudkan analisis
transformasi, kita perlu mengulang beberapa prinsip transformasi. Pertama,
perwujudan kaidah-kaidah sintaksis sebagai dasar/basis dalam struktur dalam.
Kaidah-kaidah pola dasar kalimat inti yang ditandai pula dengan formula-formula
PDKI, seperti GN + meN + Vd + GN. Kedua, pernyataan dan perwujudan tentang
proses-proses transformasi, akan kami tandai dengan T (transformasi) dan kaidah
proses dengan singkatan per (permutasi), sub (substitusi), del
(delasi/penghilangan), tam (penambahan), ub (perubahan bentuk), gab
(penggabungan), pros (pensuprasegmentalan). Katiga, ialah proyeksi makna
transformasi dengan bentuk pasif, imperative, Tanya, dan sebaginya.
2.4.2
Kaidah sintaksis dalam struktur dalam
Untuk menentukan kaidah sintaksis kami berpegangan
pada paling kurang salah satu pola dasar kalimat inti dengan cirri-ciri
tunggal, aktif,pasif, berita/afirmatif, dan lengkap. Pola dasar kalimat inti
(PDKI) kami asumsikan sebagai kalimat sebagai kalimat masukan. Kalimat masukan
ini akan menentukan realisasi dari struktur luar (SL) sesuai dengan proyeksi
makna yang dikehendaki oleh penutur bahasa.
2.4.3
Transformasi tunggal
1. Transformasi pasif, Tpas
Untuk sementara kami menerima transformasi pasif
sebagai satu transformasi tidak wajib dari SD kalimat aktif. Ada beberapa
linguis berpendapat Tpas mempunyai struktur dalam tersendiri. Kaidah
transformasi pasif dapat ditunjukan seperti di bawah ini.
Untuk bahasa Indonesia Tpas. Dapat dikaidahkan
sebagai berikut :
SD: GN1 + meN – Vd + GN2 ( ibu membeli buku)
Tproses : Tper.= Tub = Ttam
SL: GN2 + di -+ oleh + GN1 ( buku di-beli oleh ibu)
Untuk bahasa Inggris Tpas dapat dikaidahkan sebagai
berikut :
SD: NP1 + Aux + V + NP2 (Jhon hit Bill)
Tproses: Tper.= Tub =
Ttam
SL : NP2 + (past) be – en + Vt + NP1 ( Bill was hit
bay Jhon)
2. Transformasi imperative
Untuk bahasa Indonesia Timp. Dapat dikaidahkan
sebagi berikut.
SD: GN1 + meN – Vd + GN2 ( Adik membaca buku )
Tproses: Tdel. = Ttam
SL: Vd + lah; Vd + O; Vd + -kan ( bacalah; baca;
bacakan )
Untuk bahasa Inggris Timp. Dapat dikaidahkan sebagai
berikut.
SD: imp + you + present + M + X (Adjektif; Vd) ( you
will be quiet)
Tproses : Tdel.
SL: be quiet; get up
3. transformasi negative
SD: Neg. GN + meN -+ Vd + GN (Orang itu mempunyai
mobil)
Tproses: Ttam.
SL: GN1 + tidak + men- + Vd + gn2 (Orang itu tidak
mempunyai mobil)
Untuk bahasa Inggris Tneg. Dapat dikaidahkan sebagai
berikut:
SD: Neg. X + tense + Aux + Y ( Jhon can come ) (neg.
he has a son)
Tproses: Ttam
SL: X + Aux + not + Y ( Jhon can not come ) (he does
not have a son)
4. Transformasi tanya
Untuk bahasa Indonesia salah satu Ttanya dapat
dikaidahkan sebagai berikut:
SD: Q GN1 + meN -+ Vd GN2 (Polisi menangkap pencuri)
Tproses: Ttam. =
Tprose.
SL : Q waktu/tempat:
Kapan + GN1 + meN-Vd + GN2 ( Kapan polisi menangkap pencuri?)
Di mana GN1 + men -+ Vd + GN2 (Di mana polisi
menangkap pencuri ?)
Untuk bahasa Inggris salah satu Ttanya dapat
dikaidahkan sebagai berikut:
SD: Q NP + tense + be + X (Q jane + tense + be +
here)
Tproses:Tper.= Tpros
SL: Q tense + be + NP + X (Is jane here ?)
5. transformasi Fokus
Untuk bahasa Indonesia
salah satu transformasi focus dapat dikaidahkan sebagai berikut:
SD: Pem. GN + meN -+ Vd + GTtempat (Permintaan
datang dari pelbagai pihak)
Tproses: Tper.
SL: Pem. GTtempat + meN – Vd + GN (dari pelbagai
pihak datang permintaan)
Untuk bahasa Inggris
salah satu Tfokus/pementing dapat dikaidahkan sebagai berikut:
SD: Emp. X + tense + Aux1 + Y (Jim will be on time)
Tproses: Tpros
SL: Emp. X + tense + Aux1 (suprasegmental tekanan) +
Y ( Jim will be on time)
6.Transformasi refleksif
Untuk bahasa Indonesia salah satu Tref. Dapat
dikaidahkan sebagai berikut:
SD: Ref. GN1 + men -+ Vd + GN1 (Ani mncerminkan Ani)
Tproses: Tpros. Ber-Vd
SL: Ref. GN1 + ber -+ Vd (Ani
bercermin)
Untuk bahasa Inggris Tref. Dapat
dikaidahkan sebagai berikut:
SD: NP1 + V + NP1 ( Jhon hurt Jhon;
the boy amused the boys)
Tproses:
Tsub.= my self, yourself, himself, herself, itself, ourselves, yourselves,
themselves
SL: NP1 + V + Myself, etc. (Jhon
hurt himself; the boys amused themselves)
7. Transformasi kausatif
Untuk bahasa Indonesia transformasi kausatif dapat
dikaidahakan sebagai berikut:
SD: Kaus: GN1 + menjadikan; menyebabkan + GN + GA
(Anak
itu menyebabkan; menjadikan hati saya sakit)
Tproses: Tub. = Tper.~~ meN + GA + GN
SL: GN1 + meN- + GA-kan + GN(Anak itu menyakitkan
hati saya)
Untuk bahasa Inggris
transformasi kausatif dapat dikaidahakan sebagai berikut:
SD: Kaus: NP1 + make/cause + NP2 ( he cause/ make
the rope short)
Tproses: Tub ~~ Adjektiv + -en Tper.
SI NP1 + adjective-en + NP2 (he shortened the rope)
2.4.4 Transformasi umum
Yang tergolong transformasi umum ialah semua
proyeksi makna dalam struktur luar yang bersumber dari dua buah atau lebih
kalimat masukan struktur dalam. Atau dapat dikatakan dua kalimat masukan
struktur dalam yang ditransformasikan ke dalam satu kalimat struktur luar.
Transformasi umum dapat dibedakan atas :
1. Transformasi
gabungan situasi
Dua kalimat masukan dalam SD dapat
ditransformasikan ke dalam satu kalimat SL berdasarkan situasi dan kehendak
makna. Proses transformasi Tgabsi pada umumnya dilakukan dengan proseb Tgab.
Pemerkah Tgab., untuk memaknakan dengan Tgabsi.
2. Transformasi
relatif
Transformasi relatif termasuk dalam
transformasi umum karena transformasi relatif berasal dari dua kalimat msukan
SD. Dengan sebenarnya transformasi relative pun dapat dimasukan dalam
transformasi pencakupan.
3. Transformasi
bandingan
Kalimat Johni lebih tinggi daripada
Meteos merupakan sebuah kalimat transformasi bandingan. Kalimat itu
ditransformasikan dari dua kalimat masukan SD. Kalimat itu ditransformasikan
dari (i) Meteos tinggi, dan (ii) Johni
tinggi di atas Mateos.
4. Transformasi
adjektivis
Transformasi adjektivis merupakan dasar
frase nomen dengan atribut adjektif di struktur-luar. Dengan kata lain, semua
atribut dalam frase Nx + Adj.at (nomen sebagai pusat dan adjektif sebagai
atribut) berasal dari sebuah klausa SD yang berpola GN + GA .
5. Transformasi
ekstraposisi
Transformasi ekstraposisi merupakan satu tipe transformasi
tidak wajib untuk bahasa Inggris. Kita tahu bahwa GN dapat beratribut kalimat.
GN dapat berbentuk kalimat.
6. Transformasi
Resiprok
Transformasi resiprok menyatakan satu
pekerjaan beralasan. Jika ada kalimat A dan B bertemu, ia berarti A menemui B
dan B menemui A atau kalimat mobil-mobil itu tabrakan. Kalimat itu diturunkan
dari “mobil itu menabrak mobil lain dan mobil lain menabrak mobil itu.”
7. Transformasi
Fokus
Ada dua tipe transformasi focus.
Transformasi focus dengan satu masukan kalimat SD dan kalimat beri notasi Tfok1
serta transformasi focus dengan kalimat masukan dan kami beri notasi Tfok2.
Pernyataaan focus atau pementing adalah sesuatu yang bersifat individual. Focus
dapat dinyatakan dengan cirri segmental dan cirri suprasegmental.
8. Transformasi
pencakupan
Sebuat transformasi pencakup merupakan
sebuah klausa yang mengisi satu gatra pada kalimat yang lebih tinggi; sebuah GN
--- Kcak. Ke dalam Tcak ini dapat dimasukan juga Tcak. Pertanyaan.
9. Transformasi
rapatan
Transformasi rapatan terjadi jika dalam
dua kalimat masukan di SD ada satu unsur yang mempunyai rujukan yang sama untuk
klausa dengan dua gatra, dan paling kurang dua gatra yang mempunyai rujukan
yang sama untuk dua klausa masukan atau lebih.
10. Runtuhan Transforamsi Beranting
Proses
transformasi akan terjadi seacara beranting. Ada transformasi Tanya negative
pasif akan muncul di SL. Dalam tutur dan tulisan sehari-hari secara factual
akan muncul runtuhan transformasi yang beranting, makin banyak runtuhan
transformasi makin sulit kalimat itu dipahami.
BAB 111 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam
kenyataannya, tata bahasa generatif adalah satu teori strukturalis.Ia
mempelajari bahasa secara sinkronis dan melihatnya sebagai satu struktur. Ia
menacari secara eksplisit satu system yang teratur dari satuan-satuan bahasa
dan hubungan-hubungannya.
Tata
bahasa transformasi berlangsung dengan dan dalam kontruksi yang ada, dengan
unsure-unsur struktur yang ada dan membentuk kalimat yang baru dengan unsure-unsur itu.Tata bahasa
transformasi menekankan hubungan formal antara dua kalimat dan memberikan
uraian/penjelasan yang lengkap tentangnya.
Menurut
Chomsky, setiap orang mempunyai satu system terwaris yang cocok untuk berbahasa
dari semua bahasa yang mungkinditangkap olehnya. Competence adalah satu
realitas dari satu kreatifitas jiwa. Performance merupakan pencerminan
competence, tetapi tentu saja dipengaruhi oleh pelbagai situasi mental dan
real. Gejala ini disebutkan gejala ekstralinguistik, seperti keterbatasan
ingatan, situasi pembicara- pendengar yang ideal agar performance benar- benar
merupakan pencerminan competence atau bunyi dan makna bersesuai dengan kaidah-
kaidah competence
Untuk
dapat merealisasikan dan mewujudkan analisis transformasi, kita perlu mengulang
beberapa prinsip transformasi. Pertama, perwujudan kaidah-kaidah sintaksis
sebagai dasar/basis dalam struktur dalam. Kedua, pernyataan dan perwujudan
tentang proses-proses transformasi, akan kami tandai dengan T (transformasi)
dan kaidah proses dengan singkatan per (permutasi), sub (substitusi), del
(delasi/penghilangan), tam (penambahan), ub (perubahan bentuk), gab
(penggabungan), pros (pensuprasegmentalan). Katiga, ialah proyeksi makna
transformasi dengan bentuk pasif, imperative, Tanya, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Parera, J.D. 2009. Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga.